coretan
Tak terduga aku tertunduk saat mata itu memandangku laksana kilat yang menyerang mataku aku tersipu dalam diamku sebuah senyum yang ku sembunyikan dalam hatiku aku menginginkannya ada dalam setiap benak ku namun setiap kali ia menatapku, aku selalu tak kuasa membalas tatapanya harapan yang ku nanti telah tiba pangeran berkuda putih yang hadir dalam setiap mimpi tidurku tidak ada alasan menunda untuk mencoba mendekatinya katakan aku egois, tidak memikirkan resiko apa yang akan ku terima biarlah semua berjalan saat kita lewati malam bersama genggaman tangan nya yang hangat dan tulus aku merasakan bagaimana ketulusan yang ia berikan tanpa ada yang mengetahui kita telah habiskan waktu bersama membunuh malam, dibawah bintang dikeramaian kota bercanda, tertawa, bercerita seakan tak ada hari tak ada manusia diantara kita namun semua ini harus ku hentikan karena satu alasan menyadarkan ku kita berdua memang tidak ditakdirkan untuk be